19+ Kewajiban Suami dan Istri Menurut Agama Islam (Penting untuk Diketahui)
Menikah merupakan sunatullah yang siapa saja boleh melakukannya. Allah menyatukan dua insan tersebut dalam ikatan suci yakni penikahan, yang menjadi perjanjian agung dan tidak biasa dibuat main-main.
Pernikahan menjadi wadah dan juga ladang baik dalam beribadah maupun ketika dalam menghadapi cobaan yang diberikan oleh Allah SWT.
Ikatan pernikahan tidak serta merta dilalui perempuan dan laki-laki hanya untuk menunjnag kesenangannya saja tetapi melahirkan i'tikad kuat untuk saling melengkapi saling menerima satu dengan yang lainnya.
Yang mulanya adalah seorang laki-laki, kini harus bertanggung jawab lahir dan bathin atas perempuan yang dengan sengaja dipinang untuk memberinya keturunan dan juga menemaninya dalam menjalani hidup termasuk dalam beribadah.
Allah telah menjamin pahala yang berlimpah bagi mereka yang berumah tangga atas dasar ridlo Allah dengan menjalankan apa yang di sunnahkan oleh Rasul-Nya.
Kewajiban yang dilimpahkan kepada seorang laki-laki dan seorang perempuan yang telah menikah jauh berbeda satu sama lain. Setelah menikah mereka haruslah mengetahui hak dan juga kewajiban masing-masing
Dengan mengetahui dan mempraktekkan langsung keharusan dan juga hak dari suami dan istri akan menjadi pondasi utama harmonisnya kehidupan rumah tangga.
Kewajiban atau keharusan seorang laki-laki atau calom suami hanya setelah menikah tetapi menjelang menikah seorang laki-laki juga memiliki kewajiban.
Kewajiban Calon Suami dan Calon Istri
1. Khitbah (Lamaran)
Khitbah atau biasa disebut dengan lamaran adalah proses yang harua dilalui seorang laki-laki untuk mempertanyakan kesiapan seorang perempuan.
Bahkan ketika mempertanyakan tidak hanya kepada perempuan atau calon istri saja tetapi juga mempertanyakan kepada orang tuanya terutama wali si perempuan apakan boleh dipinang atau tidak.
Proses khitbah biasanya tidak hanya dilakukan sendirian oleh calon suami tetapi terkadang ditemani atau digantikan oleh kerabatnya.
Umumnya, prosesi lamaran dilangsungkan terlebih dahulu di kediaman perempuan dengan dihadiri oleh keluarga dari pihak calon suami dan calon perempuan di kediaman perempuan.
Proses khitbah yg selanjutnya yaitu setelah disepakati dengan keluarga calon suami. Keluarga pihak perempuan akan silaturahmi kepada pihak laki-laki.
Nah, pada bagian ini biasanya ditentukan sekalian tanggal akad antara kedua mempelai. Selain itu, juga musyawarah lainnya demi kelancaran proses pernikahan.
Dalam khitbah atau lamaran seorang laki-laki atau calon suami wajib melihat wajah calon istrinya dan sebaliknya, calon istri juga wajib melihat wajah dari calon suaminya.
Hal tersebut dimaksudkan agar keduanya saling dekat hatinya dan saling menyukai satu sama lain meskipun sekarang ini sebelum proses lamaran sudah saling menyukai.
Ketika sudah dikhitbah atau dilamar, seorang perempuan jangan sampai menerima lamaran orang lain. karena dapat memecahkan kedua belah pihak dan menyakiti perasaan satu pihak lainnya. setealh menerima lamaran seorang perempuan hendaknya menjaga kjehormatan dan juga menjaga diri.
Meskipun sudah dilamar, seorang laki-laki masih belum sah menjadi suami istri dan masih belum halal, karena proses yang menghalakan sepasang suami istri adalah proses akad, bukan proses khitbah.
2. Mas Kawin
Mas kawin atau biasa disebut mahar adalah suatu perkara yang diminta oleh istri dan wajib diberikan oleh sumi ketika mereka akad.
Mahar tidak harus perkara yang mahal, kuncinya seorang istri tidak memberikan syarat mahar yang sulit dan seorang laki-laki atau seorang suami memberikan dengan kerelaan serta ketulusan hati.
Mas kawin atau mahar dalat berupa barang seperti emas, uang, atau seperangkat alat shalat dan barang berharga lainnya. Namun, barang yang diminta tidaklah harus barang yang mahal semua dan bisa saja sesuai dengan kemampuan suami.
Dalam mempertimbangkan mahar atau mas kawin tidak boleh dianggap sepele. Mengapa demikian? Karena antara akad pernikahan dan mahar adalah satu kesatuan yang penting dan melambangkan kesucian.
Sehingga keberadaan mahar sangatlah penting untuk menjaga kehormatan pernikahan itu sendiri. Namun, dalam islam perempuan boleh menerima atau menolak mahar yang diberikan.
3. Akad Nikah (Ijab Qabul)
Akad atau biasa disebut dengan ijab kabul adalah prosesi penting agar calon suami dan calon istri menjadi sah baik secara agama maupun secara hukum negara.
Proses ini adalah proses wajib yang harus dilakukan oleh calon suami dan calon istri yang telah berkomitmen.
Proses akad nikah biasanya dilakukan oleh mempelai laki-laki dengan wali dari calon istri atau bapak tetapi juga boleh diwakilkan oleh orang setempat atau kantor agama yang bersangkutan. Dalam hal ini diseratakan juga saksi atas ijab kabul yang akan dilangsungkan.
Kewajiban Suami Terhadap Istri Setelah Menikah
1. Memberi Nafkah Kepada Istri
Menafkahi adalah kewajiban seorang suami. Nafkah disini bukan hanya diartikan sebagai materi tetapi keinginan seorang istri juga termasuk nafkah.
Sehingga seorang suami tidak hanya mencukupi kebutuhan dohir sang istri tetapi keinginan istri juga termasuk nafkah.
Sebagai seorang istri juga harus mempertimbangkan apa yang diinginkan. Sebenarnya agar tidak memberatkan suami seorang istri jangan terlalu menuntut apa yang diinginkan.
Tetapi mintalah apa yang dibutuhkan, bahkan seorang istri jangan egois meminta apa yang ia butuhkan saja tetapi juga mempertimbangkan apa yang dibutuhkan oleh keluarganya.
Kewajiban suami dalam menafkahi juga harus melihat kebutuhan yang pokok seperti sandang, pangan, dan papan atau tempat tinggal.
Namun, dalam menafkahi bukan hanya kebutuhan dohir saja, kebutuhan batin juga harus dipenuhi seperti kebahagiaan dan juga rasa nyaman. Dengan demikian akan tercipta keharmonisan dalam berumah tangga.
Jika hanya menafkahi kebutuhan dohir saja bisa jadi semua kebutuhan pokok terpenuhi bahkah lebih lebih tetapi rasa nyaman dan kebahagiaan belum ternafkahi, maka akan menyebabkan rasa kurang nyaman ketika suami istri bersanding.
Akan ada keganjalan diantara keduanya sehingga disinilah pentingnya menciptakan rasa nyaman dan saling membahagiakan.
2. Menghormati Istri
Kewajiban seorang suami yang lainnya yaitu menghormati istri. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untu menghormati istrinya salah satunya yaitu memberikan kebebasan seorang istri dalam berpendapat dan mengambil keputusan.
Cara lainnya yaitu dengan memperlakukan istri dengan baik. Bicara dengan bahasa yang indah dan halus sehingga istri akan lebih mudah untuk diambil hatinya.
Dengan memperlakukan istri dengan baik maka istri akan merasa dianggap dan juga di hormati oleh suaminya sendiri.
Kewajiban lainnya yaitu dengan saling membantu dalam menyelesaikan tugas rumah. Nah, apa pentingnya?
Dengan saling membantu maka istri akan merasa diperhatikan dalam menjalankan tugas meskipun seorang suami hanya membantu sedikit saja, yang terpenting adalah rasa saling peduli dalam mengurus rumah.
Kegiatan rumah seperti mencuci, melipat baju, dan lain lain dapat dikerjakan bersama meskipun peran suami sedikit didalamnya. Hal ini penting untuk membangun rasa saling membutuhkan satu sama lain sehingga akan tercipta keselarasan dan keharmonisan dalam berumah tangga.
3. Membimbing Istri
Kewajiban seorang suami juga termasuk menasehati istri ketika istrinya salah dalam mengambil keputusan atau salah dalam bertindak. Kewajiban menasehati tidak hanya sekedar menasehati saja tetapi menasehati dengan cara yang baik juga termasuk kewajiban seorang suami.
Apabila seorang istri salah dalam bertindak makan seorang suami jangan sampai menasehati istri ketika sedang bergaul dengan yang lainnya tetaoi nasehatilah ketika dirumah atau dikamar.
Sebab jika seorang suami menasehati istri ketika kondisi ramai atau didepan umum justru akan menurunkan kehormatan rumah tangga.
Menegur atau menasehati istri adalah hal yang harus diperhatikan. Ketika istri lalai atau salah maka suami wajib mengingatkan sehingga istri akam merasa selalu diperhatikan dalam setiap bertindak atau dalam mengambil keputusan dan suami tidak cenderung membiarkan istrinya begitu saja.
Kewajiban dalam menasehsti dengan bahasa yang halus akan menyadarkan istri bahwa dirinya salah dan perlu diperbaiki.
Dengam menggunakan bahasa dan tutur kata yang halus istri akan terbuka jatinya dan mau menerima nasihat suami dengan lapang.
Kewajiban Istri Terhadap Suami Setelah Menikah
1. Patuh Kepada Suami
Didalam kehidupan rumah tangga, seorang istri memiliki peranan penting didalamnya. bukan hanya seorang suami saja yang memiliki kewajiban tetapi seorang istri juga memiliki kewajiban yang juga harus dilakukan demi keharmonisan dalam rumah tangganya.
Antara suami dan istri haruslah menjalankan semua kewajibannya agar kehidupan rumah tangga seimbang dan tidak saling memberratkan menuntut hak masing-masing.
Salah satu kewajiban seorang istri adalah taat dan patuh kepada suami. Dalam hal ini patuh dan taat diartikan dengan seoramg istri menuruti apa yang diminta suami. semua yang dikataka suami istri harus berusaha untuk mewujudkannnya sebatas tidak melanggar syariat.
Namun, suami yang baik tidak akan menyuruh istrinya untuk berbuat perkara yang melanggar syariat.
Bukan hanya dalam masalah pekerjaan. seorang istri juga harus mendapatkan izin dari suami ketika ia hendak melakukan sesatu. jika suami tidak memperbolehkan maka seorang istri boleh memaksa asalkan dengan cara yang baik.
JIka suami melarang karena suatu perkara itu buruk maka seorang istri hwajib untuk mengikuti apa yang dilarang oleh suami.
Bukan hanya dalam masalah pekerjaan atau izin saja, semua keputusan dan langkah yang akan diambil oleh suami istri juga harus mendukung untuk membantu mewujudkannya. itulah salah satu bentuk ketaatan istri terhadap suami.
Dengan patuh dan taat kepada suami, akan membuat hati seorang suami luluh. dengan demikian seorang suami akan menghormati dan menjaga istrinya.
2. Menjaga Penampilan agar Tetap Menarik didepan Suami
Kewajiban istri yang lainnya adalah menjaga penampilannya didepan suami. Mejadi seorang istri jangan sampai berpenampilan apa adanya didepan suami meskipun terkadang suami tidak mempermasalakan penampilan. Tapi alangkah lebih baiknya seorang istri harus tetap rapi didepan suami.
Berpenampilan baik tidak harus menor dan harus berdandan, tetapi cukup dengan menjaga kebersihan dan tetap segar didepan suami akan membuat suami semakin sayang dan menjadi lebih betah dirumah.
Salah satu penyebab suami suka keluar tanpa ada kepentngan apapun adalah seorang istri yang krang menjaga penampilannya sehinhgga suami cepat bosa dan berusaha mencari kesibukan lain.
Dengan menjaga penampilan, berarti sseorang ustri telah menjalannkan kewajibannya. disinilah menjadi ladang pahala bagi seorang istri yaitu mebuat hati suami senang.
Selain itu, dengan berpenampilan menarik seorang istri telah berusaha membantu suami untuk menjaga hati dan pandangannya dari perempuan lainnya.
3. Selalu Tersenyum didepan Suami
Seorrang istri yang suka muram akan mebuat hati suami menjadi suntuk, kewaiban yang harus dilakukan adalah dengan selalu tersenyu kepada suami. karena dengann murah senyum hati seorang suami akan merasa tenang dan damai.
Berbeda dengan seoang istri yang selalu muram dan tampak marah, akan membuat sumi menjadi bingung dan gelisah melihat seorang istri.
Dengan murah senyum kepada suami, yang mulanya seharian kerja dan merasa letih seorang suami akan merasa terhibur dan senang memlihat senyum istrinya.
Hikmah lainnya dengan tersenyum kepada suami akan membuat suami merasa dihargai dalam bekerja keras dan tetap merasa nyaman didekat seorang istri.
Bukan hanya tersenyum saja, selalu tampak senang dda ceria juga akan membuat suami menjadi lebi bersemangat kepada seoraang istri.
Untuk menjaga suami agar tidak bosa, seorang istri boleh sesekali mengajak suami berlibur untuk meluangkan waktu kepada keluarga, tidak harus berlibur yang mewah tetapi waktu yang dilangkan untuk keluarga akan membuat rumah tangga menjadi lebih bahagia.
4. Menjaga Kehormatan dan Harta yang dimiliki Suami
Sebagai seorang istri harus panda menhartur isi rumah dan juga harta yang dimiliki suami. Seorang istri tidak boleh menghamburkan harta yang dimiliki suami hanya untuk perkara yang tidak penting.
Dengan meggunakan harta miliki suami, seorang istri terlebih dahulu izin kepada suami untuk mencari ridlonya suami.
Seorang istri harus pandai mengelola harta suami, tidak boleh menggunaknnya untuk suatu perkara yang sia-sia.
Jadi seorang istri harus mampu memilih dan memilah perkara yang terpenting. seorang stri harus mampu mempertimbangkan kebutuhan pokok lainnya, bagaimana gara cukup dan bisa menyisakan utnuk menabung.
Bukan hanya perkara harta, tetapi seorang istri juga berkewajiban menjaga kehormatan suami. Semua yang terajdi dalam rumah tangga jangan sampai terdengar ke telinga tetangga meskipun tetangga dekat.
Apalagi samapi menceritakan kejelekan hingga masalah kepada suami kepada tetangga,, akan menurunkan kehormatan suami dan bahakan akan menjatuhkan kehormatan rumah tangga.
Jadi jjika ada masalah dan semua aib dalam rumah tangga jangan sampai terdengar oleh siapapun, jka punyamasalah maka berusaha untuk diselesaikan berdua dengan suami.
Kewajiban Suami dan Istri Terhadap Anak
1. Memberi Nama yang Bagus kepada Anak
Ada sebuah kutipan yang mengaakan bahwa nama adalah sebaain dari doa orang tua, sehingga jika menjadi sebuah doa maka orang tua wajib memberikan nama yang baik kepada anknya. Sebagai orang tua jangan samapi memberikan nama yang buruk atau nama yang berarri buruk kepada anknya.
Nama yang baik akan menjadi doa yang baik. Sehingga dengan memberikan nama yang baik, ketika anak dipanggil pun akan menjadi doa bagi yang memanggilnya. nama yangb baik dapat diambilkan dari nama sahabar Rasulullah atau nama ilmuwan atau kutipan nama lainnya yang cocok untuk sang anak.
2. Mengajarkan Ilmu Agama dan Memberikan Contoh yang Baik
Mengenalkan ilmu agama kepada anak adalah hal yang paing penting. Dengannilmu agama anak memiliki bekal untuk kehidupannya ketika dewasa kelak. ketika anak tidak dikenalkan ilmu agama maka ketika dia dewasa ia sulit untuk menerima nasihat atau kesultan dalam menjalankan syariat islam.
Pengenalana ilmu agama oleh orang tua sangatlah penting, karena dengan ilmu agama sang anak akan mudah untuk menjalankan syariat.
Jika orang tua yang mengenalkan ilmu agama maka pahala akan tetap mengalir kepada orang tua karena sang anak yang diajari akan menjalankan syariayt yang diajarkan oleh orang tuanya.
Dengan mengajarkanilmu agama maka kelak anak aka menjadi anak yang baik atau sholih sholihah. anak yang sholih dan sholihah adalah bekal utama nanti di alam kubur.
Karena doa yang baik adalahh doa dari anak yang sholih dan sholihah yang akan menjaadi tabungan orang tua di alam kubur kelak.
3. Memberika Ilmu Pendidikan Umum
Sebagai orang tua memberikan pendidikan kepada yang anak adalah perkara yang wajib. Mengapa demikian? dengan ilmu pendidikan umum anak akan bisa beratahan dimasa depan.
Dengan pendidikan yang layak bagi sang anak kelak sang anak akan menjadi orang yang berguna bagi masyarakat baik lingkup sempit ataupun lingkup luas.
Pendidikan merupakan hal penting bagi anak. karena pada masa anak-anak adalah masa dimana anak lebih mudah dalam menerima pendidikan baik pendidikan umum maupun pendidikan moral.
Pendidikan moral sangat penting agar yang anak menjadi orang yang berakhlak baik terhadap sesama dan lebih bernilai dimasyarakat.
4. Menafkahi Anak
Bukan hanya istri saja yang dinafkahi, tetapi anak pun juga harus dinafkahi termasuk nafkah akan kebutuhan pokok dan juga nfkah ilmu. nafkah kebutuhan pokok meliputi sandang, pangan, dan juga tempat tinggal yang nyaman bagi anak.
Sedangkan nafkkah secara bathin adalah dengan menyampaiakan ilmu kepadanya, sehingga otak dan hati anak akan terisi dengan ilmu baik ilmu agama maupun ilmu pendidikan umum dan yang terpenting adalah memberikan kasih sayang kepada anak.
Orang tua wajib menafkahi anak hingga sang anak dewasa, orang tua juga wajib mengkhitankan anak laki-lakinya dan juga wajib menikahkannya bagi anak perempuan ketika sudah mencapai masanya.
Selain itu, orang tua juga mencarikan calon yang baik bagi anak-anaknya agar keturunannya kelak juga menjadi orang yang baik dan sholih sholihah.
Kewajiban Suami dan Istri Terhadap Orang Tua dan Mertua
1. Memberi Nafkah Kepada Orang Tua
Meskipun seseorang telah menikah dan berumah tangga sendiri maka wajib baginya untuk menafkahi orang tuanya.
Hal ini dimaksudkan agar orang tua yang telah merawat suami istri dulu dapat bahagia dimasa tuanya dan tidak disibukkan dengan bekerja keras mengingat merak sudah tua. Apalagi kalau orang tua sakit maka orang tua wajib untuk dinafkahi.
Biasanya orang tua akan lebih manja kepada anaknya meskipun mereka sudah menikah. Hal tersebut biasa terjadi apalagi kalau mereka bertambah usianya maka manja kepada anaknya adalah perkara yang biasa.
Nah, dari sini sang anak harus memahami orang tuanya meskpiun sudah menikah pa yang diinginkan orang tuanya haruslah dipenuhi sebatas mampu.
Selain itu, orang tua juga membutuhkan kasih sayang dari anaknya. Jadi nafkah yang dimaksud tidak hanya nafkah berupa makanan saja tetapi juga perhatian dan kasih sayang.
Dan yang tertpenting adalah sebagai anak haruslah sabar dan perhatian dalam merawat orang tua.
2. Bersikap Adil kepada Mertua dan Orang Tua
Seseorang yang sudah menikah maka ia memiliki oarnga tua mereka sendiri dan mertua. Dalam hal ini baik sumai ataupun istri harus asil kepada orang tua dan mertua karena merak adalah sama-sama orang tua.
Sikap adil yang wajib dilakukan oleh suuami istri ini adalah adil dari segi materi ataupun perhatian dan kasih sayang.
Baik mertua ataupun orang tua harus mendapatkan kasih sayang yang sama. Jangan sesekali membedakan kasih sayang kepada mereka. Hal tersebut dapat memunculkan perasaan yang tidak nyaman pada salah satu suami atau istri.
Untuk menghindari perkara tersebut maka jangan hanya memandang 1 orang tua saja tetapi baik mertua dan orang tua sama-sama membutuhkan kita.
Dengan mengasihi oramg tua dan mertua maka mereka juga akan sayang kepada kita. Jika meraka sayang dan juga perhatian kepada kita maka doa-doa yang dipanjatkan oleh orang tua dan metu terhadap kita adalah doa-doa yang baik. sehingga dapat menciptakan kerharmnisan keluarga.
3. Menjaga dan Merawat Orang tua dan Mertua
Sejak kecil kita seseorang telah dibesarkan dan dididik hingga mereka menikah, maka sudah sepantasnya jika orang tua juga harus dirawat. Bukan hanya orang tua saja tetapi juga mertua karena bagamanapun mertua adalah juga orang tua kita. \
Apalagi ketika orang tua sakit maka mereka wajib dirawat karena sebagi salah satu sikap balas budi anak kepada orang tuanya.
Merawat orang tua tidak hanya ketika beliau sakit saja, sebatas masih mampu untuk merawat tiap hari maka wajiblah untuk merawat orang tuanya atau mertua meskipun sekedar membuatkan makanan atau membantu bersih-bersih rumah.
Dengan membantu dalam kesehariannya maka orang tua atau orang tua sudah tidak terallu capek diusia yang sudah lanjut.
Kewajiban Suami dan Istri Saat Memasuki Masa Iddah
1. Belum Bisa Menikah Lagi
Dalam berumah tangga pastiakan ada berbagai macam masalah hingga menyebabkan kedua pasangan memustuskan untuk berpisah. Salah satu perkara yang berkaitan dengan perceraian adalah masa iddah.
Masa iddah menurut agama islam adalah masa dimana suami istri telah bercerai, baik karena masalah keluarga ataupun meninggal salah satunya.
Ketika masa iddah baik suami atau istri tidak diperbolehkan untuk menikah terlebih dahulu sebelum habis masa iddah. Apalagi bagi kaum perempuan, hak tersebut sebagai salah satu cara untuk memastikan apakah seorang istri hamil atau tidak.
Selain itu, perempuan tidak boleh menikah ketika masa iddah karena jika perempuan tersebut haml kemudian bercerai dan langsung menikah, dikhawatirkan bingung mengenai wali dari bayi tersebut.
Apalagi ika bayinya perempuan maka akan repot ketika anak perempuan tersebut mau menikah karena syarat untuk menikah adalah adanya seorang wali.
Sedangkan wali adalah bapaknya senidri, jika ibunya mneikah ketika hasil maka posisi wali dari bayi perempuan tersebut tidak bisa dilimpahkan kepada bapak baru atau suami baru dari istri tersebut.
2. Tidak diperbolehkan Bersolek
Ketika masa iddah seorang perempuan juga diwajibkan untuk tidak bersolek. Mengapa demikian? karena pada masa idah seorang suami da istri yang telah bercerai dapat rujuk kembali.
Sehingga seorang perempuan tidak diperbolehkan untuk berias diri apalagi tujuannya untuk menarik laki-laki lain.
Selain itu, pada masa iddah seorang istri juga masih memiliki ikatan keluarga dengan suami sehingga tidak bisa memutuskan begitu saja dan tetap harus menjaga kehormatan diri.
Dengan tidak berias diri harapannya seorang istri tidak akan menarik laki-laki lain yang ingin melamarnya, dan diperbolehkan dilamar ketika masa iddah sudah selesai atau sudah habis.
Bersolek atau berias diri yang dimaksud disisni adalah memakai baju yang bagus, memakai make up yang berlebihan, ataupun memakai perhiasan di seluruh bagian badan.
Dan yang paling terpenting adalah seorang istri ketika masa iddah juga menghindari pemakaian minyak wangi yang dpat menarik lawan jenis meskpiun dari jarak jauh. Mengapa alasannya? karena seorang istri masih memiliki hubungan keluarga dan belum dikatakan sah dalam bercerai.
3. Tidak Keluar Rumah
Selain tidak boleh bersolek, seorang istri yang masuk pada masa iddah juga dianjurkan untuk tidak kelyar rumah. Karena keluar rumah keika posisi akan bercerai dapat menarik laki-laki lain yang bermaksud hendak melamarnya.
Selain itu, pentingnya untuk tidak keluar rumah ketika masa iddah adalah menghindari fitnah dari lingkungan sekitar.
Pada masa iddah baik sumai maupun istri yang akan bercerai karena mereka memiliki masalah sebaiknya merenungi masalah meraka dan mencoba mencari jalan keluar secara kekeluargaan dan alangkah lebih baiknya kalau rujuk.
Karena tidak semua masalah keluarga akan selesai dengan jalan bercerai dan masih banyak jalan keluar lainnya untuk menghindari perceraian.
Demikian ulasan singkat tentang kewajiban suami dan istri baik sebelum menikah atau sesudah menikah. Mari jalankan kewaiban yang semsetinya agar rumah tangga menjadi rumah tangga yang sakinnah, wamawadah, warohmah. sekian terimkasih dan semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "19+ Kewajiban Suami dan Istri Menurut Agama Islam (Penting untuk Diketahui)"