Pengertian Puisi Adalah Tentang Kebahasaan dan Kesakralan

Puisi adalah suatu karya yang akan selalu lekat dengan pergolakan bahasa plus kesakralan yang mengikatnya. Buktinya, betapa sedikit orang ketika diminta menyebut sosok penyair masyhur. Paling familiar di kepala barangkali hanya penyair asal Lebanon, Kahlil Gibran saja.

Puisi Adalah Serap Sekaligus Sikap

Puisi yang ditulis terbaik menangkap emosi, pengalaman, atau gambar menggunakan bahasa liris. Tapi apa sebenarnya puisi itu, apa bedanya dengan prosa, dan bagaimana kita menyikapinya?

Secara tradisional, sebuah puisi melekat pada bentuk, gaya, dan serangkaian karakteristik tertentu. Baris dikelompokkan menjadi bait, atau syair, dan penyair membuat keputusan yang disengaja tentang pilihan kata, serta akurasi dan ekonomi bahasa.

Musikalitas juga penting. Hal-hal seperti pola ritmik suku kata yang tertekan dan tidak tertekan, sering disebut sebagai meteran, hanya sekelumit unsurnya. Skema rima dan pola kata-kata berima di akhir setiap baris puisi juga turut menentukan kualitas.

Tidak seperti tulisan sehari-hari, sifat puisi ialah artistik, ekspresif, dan kiasan. Puisi merupakan serapan atau reaksi si penyair. Namun, puisi juga sekaligus sikap atau ekspresi yang muncul sebagai dorongan atas reaksi atas realitas tertentu.

Memahami Subjek Puisi

Hal pertama yang harus Anda lakukan ketika diberi sebuah puisi yaitu membaca judulnya dengan cermat. Judul harus memberi Anda beberapa gagasan tentang subjek, nada, atau genre puisi.

Tuliskan ekspektasi dan kesan awal Anda berdasarkan judul. Lalu, buat perubahan saat Anda kembali ke judul selama dan setelah analisis Anda. Tanyakan pada diri Anda pertanyaan-pertanyaan ini saat Anda membaca puisi:

  • Apa tema utama puisi tersebut?
  • Siapa naratornya, dan kepada siapa puisi itu ditujukan?
  • Apakah ada indikator waktu yang menyarankan kerangka waktu, atau apakah itu bergerak bolak-balik di antara waktu? 
  • Apakah itu diatur di tempat tertentu? Jika tidak, apakah ada rasa tempat?
  • Gambar, emosi, dan/atau pesan apa yang coba disampaikan oleh narator? Apakah mereka sesuai atau bertentangan satu sama lain? Apa kemungkinan alasan untuk setiap penjajaran?

Pilihan Kata

Pilihan kata juga bisa memberitahu Anda banyak hal tentang sebuah puisi. Tema utama sebuah puisi yaitu dengan mengacu pada subjek yang sama dalam beberapa cara yang berbeda.

Bahasa kiasan seperti perumpamaan, metafora, personifikasi, dan simbol, biasanya digunakan untuk menggambar analogi antara dua objek yang tidak terkait dengan karakteristik bersama.

Tujuannya yaitu seperti estetika, serta untuk menyoroti fitur spesifik, atau memberikan pembaca wawasan baru tentang subjek.

Pertimbangkan alasan pemilihan analogi penyair dengan bertanya pada diri sendiri apa alternatif lain yang mungkin, tetapi tidak digunakan. Penting juga untuk peka terhadap pilihan bentuk kata, perbedaan halus antara kata-kata, dan setiap kemungkinan arti dari sebuah kata.

Selain makna kata, jangan lupa bahwa suara juga memainkan peran penting. Ini amat berpengaruh dalam membangkitkan atau memperkuat emosi atau suasana hati.

Baca juga:

Melihat Bentuk Puisi

Bacalah puisi dengan keras dan perhatikan bunyi dan irama kata-katanya. Perhatikan pola meteran dan skema rima, serta perangkat sastra yang terkait dengan suara, seperti aliterasi, asonansi, konsonan, dan onomatopoeia.

Pikirkan tentang efek yang mereka ciptakan, dan apakah mereka menambah makna puisi itu. Irama, rima, atau pelafalan yang berulang sering kali mengubah puisi menjadi musik.

Selain itu, mereka dapat dilihat sebagai bentuk pengulangan, mirip dengan pengulangan sederhana dari kata atau frasa. Ini digunakan untuk memperkuat atau menekankan ide atau emosi, atau mengembangkan rasa urgensi.

Indikator formal menunjukkan pergeseran perspektif atau suara dalam puisi. Perubahan emosi, sudut pandang, suara, atau pengembangan plot sering ditandai dengan, atau terjadi bersamaan dengan, perubahan bentuk puisi.

Misalnya, pergeseran subjek dan perspektif dapat diilustrasikan melalui pembagian bait, atau perubahan mendadak dalam pola rima. Perhatikan bagaimana isi dan bentuk puisi mencerminkan satu sama lain.

Saat Anda membaca lebih banyak puisi tradisional, Anda juga akan melihat banyak bentuk puisi klasik. Utamanya, puisi yang mengalami pergeseran di tempat yang hampir sama persis di setiap puisi dari jenisnya.

Pemutusan bentuk puisi klasik, atau pola formal apapun, biasanya digunakan untuk menandakan terobosan, transformasi, atau penolakan untuk menyesuaikan diri. Ini adalah tanda bahwa puisi termasuk buah dari kebudayaan tertentu.

Pikirkan Tentang Konteks Puisi

Tidak jarang menemukan referensi sastra atau sejarah dalam puisi. Perhatikan kiasan tokoh terkenal dan peristiwa penting dunia, pikirkan tentang peran mereka, dan bagaimana mereka digunakan. Apakah mereka mendukung argumen narator, atau memperkuat emosi puisi?

Faktor lain yang perlu Anda pertimbangkan dalam membedah puisi yaitu konteks sejarah dan geografis. Misalnya, menyoal tahun dan keadaan di mana puisi itu ditulis. Pikirkan tentang hal-hal yang Anda ketahui tentang penyair, dan usia serta periode sejarah ketika dia menulis puisi itu.

Hal Ihwal Hakikat Puisi

Praduga yang menyesatkan tentang hakikat puisi bukan hanya masalah bagi pembaca muda. Akan tetapi, banyak penyair muda bingung antara sengaja mengaburkan dengan menciptakan misteri yang lebih dalam.

Penyair yang baik tidak dengan sengaja memperumit sesuatu hanya untuk mempersulit pembaca untuk memahaminya. Sayangnya, pembaca muda, dan penyair muda juga, diajari untuk berpikir bahwa inilah yang dilakukan penyair.

Hal ini, pada gilirannya, menciptakan kebiasaan tertentu dalam penulisan puisi kontemporer. Informasi buruk tentang puisi masuk, puisi buruk keluar, semacam loop umpan balik ketidakjelasan puitis.

Seringkali penyair membutuhkan waktu lama untuk melupakan hal ini. Beberapa tidak pernah melakukannya. Mereka terus menulis dengan cara ini, sengaja mengaburkan dan esoteris.

Ini karena itu adalah jalan pintas untuk menjadi misterius. Apa yang disebut efek puisi mereka bergantung pada makna tersembunyi, menjauhkan sesuatu dari pembaca.

Orang tidak tahu apa yang akhirnya ditemukan oleh penulis cerita, novel, dan esai untuk diri mereka sendiri. Namun, dapat dikatakan bahwa cepat atau lambat penyair mengetahui bahwa tidak ada ide baru, hanya ide lama yang sama.

Tidak ada seorangpun yang menyukai puisi membacanya terkesan. Melainkan, untuk mengalami dan merasakan dan memahami dengan cara yang hanya bisa disulap oleh puisi. Sekai lagi, puisi sudah cukup sakral untuk dibuktikan.

Merasakan Daya Kata-kata

Salah satu kesenangan terbesar membaca puisi yaitu merasakan arti kata-kata yang biasanya mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Serta mulai bergerak ke ranah yang lebih aktif dan aktif.

Dalam puisi bahasa yang dikenal umum, bisa mulai terasa bergema dengan makna, lebih hidup, bahkan mulia. Kata-kata yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari membawa serta reservoir mendalam sejarah (pribadi dan kolektif) yang dapat, melalui puisi, diaktifkan.

Dalam sebuah puisi, bahasa tetap itu sendiri namun juga dibuat terasa berbeda, bahkan sakral, seperti mantra. Bagaimana ini terjadi adalah misteri setiap puisi, dan mungkin makna terdalamnya. Ini sebuah bukti bahwa puisi merupakan tentang kesakralan.

Dari paparan di atas mengenai puisi, Anda pastinya menjadi lebih tahu bahwa puisi adalah karya yang lebih dari sekadar seni. Buktinya, karya sastra satu ini memiliki keunikan-keunikan tersendiri jika betul-betul Anda bedah isinya.

Mas Akrom
Mas Akrom Seorang Kakak, Blogger, dan Sahabat yang Asyik untuk di Ajak Mabar.

Posting Komentar untuk "Pengertian Puisi Adalah Tentang Kebahasaan dan Kesakralan"