Bacaan Takbiratul Ihram Arab, Latin dan Artinya (Lengkap)
Takbiratul ihram adalah gerakan awal yang wajib seorang yang sholat bisa lakukan dengan baik. Begitu pula bacaan yang menyertainya, karena keduanya merupakan bagian dari rukun sholat. Tanpa pelaksanaan dan bacaan takbiratul ihram yang benar, maka sholat pun tidak akan sah.
Jadi penting untuk mengetahui dan memahami bagaimana bunyi doa takbiratul ihram dalam sholat yang betul. Selain itu, bersamaan dengan mengucapkan lafal tersebut serta melakukan gerakannya, ada niat sholat yang mesti Anda baca dalam hati.
Pelaksanaan Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram menjadi tanda bahwa seseorang telah memulai sholat-nya untuk kemudian diikuti dengan doa iftitah. Gerakan takbiratul ihram adalah mengangkat kedua tangan ke samping kedua telinga. Dengan ibu jari yang sejajar dengan ujung bawah telinga.
Tata Cara Melakukan Takbiratul Ihram
Berikut adalah cara melaksanakan gerakan takbiratul ihram yang benar dalam sholat:
1. Posisi Tangan
Ketika melaksanakan takbiratul ihram, maka posisi telapak tangan harus membentang atau membuka sempurna. Tidak menggenggam. Namun jari-jemari tangan tidak perlu mekar terlalu lebar, maupun terlalu merapat. Cukup membuka biasa saja.
2. Arah Hadap dan Tinggi Telapak Tangan
Ketika dalam posisi terangkat, telapak tangan harus menghadap ke arah kiblat. Sama seperti arah hadapnya badan. Letak tangan yang terangkat pun hanya setinggi pundak, dengan ujung ibu jari yang sejajar dengan ujung bawah daun telinga.
3. Mengucap Takbir
Dalam posisi inilah letak bacaan takbiratul ihram. Jadi bersamaan dengan tangan yang terangkat, mulut membaca lafal takbiratul ihram, dan niat sholat dalam hati. Sampai kedua tangan bersedekap ke bawah dada.
Ketentuan dan Syarat Sah Takbiratul Ihram
Menurut Madzhab Syafii, ada beberapa syarat untuk takbiratul ihram bisa sah, yaitu:
1. Posisi Tubuh yang Benar
Syarat pertama tentu saja adalah melaksanakannya dengan posisi berdiri. Namun, ini hanya bagi yang mampu. Dalam posisi berdiri, Anda harus melakukan takbiratul ihram dengan badan yang tegak sempurna. Jangan membungkuk, atau agak condong seperti mau ruku.
2. Hanya Sekali
Tidak melakukan takbiratul ihram berulang kali. Namun bagi yang khawatir takbiratul ihram-nya kurang sempurna, mereka biasanya melakukan pengulangan. Kebanyakan karena merasa kurang khusyuk.
3. Melafalkan dengan Suara yang Tepat
Anda mesti memperhatikan volume suara saat melafalkan kalimat takbir sudah tepat. Bila Anda sedang sholat sendirian, maka tidak perlu mengucapkannya keras-keras. Begitu pula jika Anda menjadi makmum. Namun kalau sebagai imam, maka makmum Anda harus mendengar suara Anda.
4. Waktu Pelafalan Takbir
Pengucapan lafal takbir haruslah saat posisi badan sudah berdiri. Meski ada pula yang melakukannya dari bangkit sampai berdiri. Namun yang jelas, pelafalan takbiratul ihram adalah saat badan dalam keadaan sudah menghadap kiblat.
5. Penggunaan Bahasa
Sebisa mungkin untuk berupaya memakai Bahasa Arab saat mengucapkan bacaan takbiratul ihram. Kecuali memang sudah dengan sangat terpaksa tidak memungkinkan untuk belajar Bahasa Arab saat itu juga. Anda bisa menerjemahkannya dan memakai bahasa lain yang Anda pahami.
6. Telinga Mendengar Lafalnya
Pada saat Anda mengucapkan lafal takbiratul ihram, pendengaran Anda juga harus menangkap semua hurufnya. Jangan hanya menggunakan perasaan pribadi dan menerka-nerka pelafalannya. Khususnya bila Anda sedang sholat sendirian.
Baca juga:
- Bacaan Sujud Tilawah Arab, Latin dan Artinya (Lengkap)
- Doa dan Bacaan I'tidal Arab, Latin dan Artinya (Lengkap)
- Bacaan Tasyahud Akhir Lengkap dengan Tata Caranya
Bunyi Bacaan Takbiratul Ihram Arab, Latin dan Artinya
Sebagai takbiratul ula yang mengiringi gerakan takbir pertama serta niat dalam sholat, takbiratul ihram mesti benar dalam bacaannya. Berikut ini adalah bunyi bacaan takbiratul ihram yaitu:
ٱللَّٰهُ أَكْبَرُ
“Allaahu Akbar”. Dan artinya adalah: "Allah Maha Besar"
Seorang yang sholat juga harus memperhatikan dengan baik pelafalan takbirnya. Ada baiknya memberikan jeda antara lafal “Allahu” dan “Akbar”. Jadi berhenti sebentar saat mengucapkan “hu”, dan tidak langsung menggabungkannya dengan “a” dari “Akbar”.
Ini supaya nantinya Anda tidak terdengar seakan melafalkan “huwa” dan menjadi “Allahuakbar”. Jangan pula sampai membuat kata “Akbar” terdengar lebih panjang dan menjadi “akbaar”. Juga akhiri lafal takbir tersebut dengan “bar”, bukan menjadi “akbaru”.
Hukum Takbiratul Ihram dalam Sholat
Begitu seorang yang sholat sudah melaksanakan takbiratul ihram, maka haram baginya untuk makan, minum, berbicara, dan yang lainnya. Bahkan untuk melakukan gerakan selain rukun sholat juga tidak boleh. Bila melanggarnya, maka sholat akan batal.
Takbiratul ihram itu wajib, sebagai salah satu dari tiga jenis rukun dalam sholat. Rukun yang bersifat gerakan, perkataan atau ucapan, dan suara dalam hati. Tanpa itu, maka sholat-nya bisa langsung tidak sah.
Berdasarkan apa yang oleh Imam Nawawi terangkan dalam buku Induk Doa dan Zikir, sebagai terjemahan dari Kitab al-Adzkar, lafal takbir ialah Allaahul Akbar atau Allahu akbar. Namun anjurannya adalah melafalkan yang kedua untuk menghindari perselisihan.
Beberapa madzhab bahkan menyatakan lafal yang pertama tidak boleh, dan bisa menjadikan sholat tidak sah. Lalu sebagaimana pendapat yang sahih pula, bacaan takbiratul ihram tidak boleh panjang, melainkan sedang. Jadi tidak pula pendek.
Sebagai salah satu rukun dalam sholat yang notabenenya berarti pokok atau dasar, maka jangan sampai takbiratul ihram tertinggal. Baik dengan sengaja atau kelupaan, tidak mengucapkannya berarti sholat tidak sah. Kedudukan takbiratul ihram sebagai pembuka sholat itu sangat penting.
Macam-Macam Cara Lain Melaksanakan Takbiratul Ihram
Ada pula cara lain dalam melakukan takbiratul ihram dengan dasar dari dalil atau hadits yang berbeda, seperti:
- Memulai dengan membaca takbir terlebih dahulu, lalu segera disusul dengan mengangkat tangan.
- Mendahulukan membaca niat, baru kemudian takbiratul ihram (mazhab hanafi). Namun dengan catatan, tidak ada kegiatan lain apapun itu yang menyelai niat dengan takbiratul ihram.
Makna Bacaan Shalat Takbiratul Ihram dan Pelafalannya
1. Pelafalan
Informasi lainnya yang tidak kalah penting mengenai takbiratul ihram adalah tentang pelafalan yang harus benar dan maknanya. Anda tidak boleh mengucapkan takbiratul ihram menggunakan kalimat yang berbeda. Misalnya Allahu A’dzam, Allahu Jalla Jalaaluh, atau yang lainnya
Meski punya arti mirip, bacaan takbir selain takbiratul ihram hukumnya sangat tidak boleh Anda gunakan untuk mengganti yang sudah ada. Adanya perubahan lafal juga dikhawatirkan bisa mengakibatkan berubahnya makna bacaan shalat takbiratul ihram.
Lisan seorang yang sholat pun harus betul-betul melafalkan “Allahu Akbar” ketika takbir. Dengan bibir dan lisan yang jelas bergerak. Jadi setidaknya bila dalam sholat sendirian, suaranya bisa terdengar oleh dirinya sendiri.
2. Makna
Memahami makna dalam kalimat “Allahu Akbar” saat melakukan gerakan dan melafalkan takbir itu penting. Walau sering terabaikan. Sebagaimana keterangan dari Imam al-Ghazali, yang lebih-kurang artinya adalah:
“Makna takbir adalah mengagungkan Al-Baarii (Allahu) Dzat yang Maha Agung dan Maha Tinggi. Dia yang paling besar dan agung dari segala sesuatu. Takbir mengandung makna menyucikan Allah dari segala aib dan kekurangan.”
3. Hikmah
Imam Ghazali dalam keterangan lainnya juga menyebutkan adanya hikmah dalam memulai sholat dengan mengucapkan takbir. Ketika melafalkan takbir, artinya seorang yang sholat menghadirkan pula keagungan Allah SWT dalam sholat-nya. Sekaligus menghadirkan diri di hadapan-Nya.
Dengan demikian, maka seorang yang sholat dapat lebih khusyuk lagi dalam melaksanakan sholat-nya. Jadi saat pikirannya sibuk dengan hal luar dalam sholat-nya selain Allah SWT, maka ia akan merasa malu.
Bacaan takbiratul ihram amat penting dalam sholat, dengan beragam perannya. Bukan hanya sebagai rukun, tetapi juga ada makna dan hikmah yang terkandung dalam lafalnya. Bagaimana seorang yang sholat melafalkan takbiratul ihram-nya menentukan seberapa khusyuk sholat-nya.
إرسال تعليق for "Bacaan Takbiratul Ihram Arab, Latin dan Artinya (Lengkap)"