Pipet Tetes atau Pasteur Laboratorium dan Tips Untuk Merawatnya

Pipet Tetes atau Pasteur Laboratorium bisa dibilang merupakan peralatan wajib yang harus ada di sebuah lab. Karena, peralatan ini sangat dibutuhkan untuk memindahkan zat dengan ukuran tertentu tanpa terjadinya kontaminasi. Selain itu, penggunaan pipet ini juga untuk keselamatan Anda sendiri. 

Dengan menggunakan pipet tetes ini, Anda tidak perlu berkontak langsung dengan zat yang akan Anda pindahkan. Selain itu, jika Anda hanya membutuhkan sedikit saja dari zat yang ingin Anda pindahkan. Anda bisa mengambil dengan ukuran yang lebih presisi jika menggunakan alat pipet tetes atau pasteur. 

Mengenal Pipet Tetes atau Pasteur Laboratorium

Pipet tetes atau yang dikenal dari pasteur ini ternyata sudah digunakan dan dikembangkan sejak tahun 1700-an. Tepatnya oleh Francois Descroizilles yang merupakan seorang ahli kimia mengembangkan alat bernama alkalimetri. Alat inilah yang akan menjadi generasi pertama dari pipet tetes. 

Pada masa ini, alkalimetri memang hanya diperuntukkan untuk aktivitas titrasi antara asam dan basa. Bentuk pipet pun berkembang dari masa ke masa dan mengalami modifikasi. Sampai akhirnya sampai ke era Prancis Louis Pasteur yang merupakan seorang ahli Biologi. 

Beliau menemukan proses pasteurisasi, kemudian mengembangkan peralatan pipet pasteur. Jadi, zat yang akan dipindahkan bisa berpindah tanpa kemungkinan kontaminasi. Sekaligus, tanpa kontak kulit yang mungkin berbahaya. 

Fungsi Pipet Tetes 

Fungsi utama dari pipet tetes adalah untuk memindahkan zat yang diinginkan ke media lain. Tanpa perlu harus berkontak langsung dengan zat. Selain itu, untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi zat dengan lingkungan laboratorium. 

Penggunaan pipet pasteur ini hanya bisa diaplikasi pada zat yang bersifat cair. Misalnya, cairan dengan viskositas tinggi, cairan dengan tekanan uap yang tinggi, sampai dengan cairan yang berbusa. Pipet pasteur sebenarnya digunakan di laboratorium berbagai bidang. 

Mulai dari kimia, farmasi, sampai dengan bioteknologi. Bahkan, laboratorium yang bersifat praktikal seperti lingkungan dan makanan. Sangat membutuhkan pipet tetes untuk melakukan berbagai penelitian. 

Baca juga:

Tips Merawat Pipet Tetes atau Pasteur 

Desain pipet tetes dibuat dengan prinsip ergonomis, dengan penggunaan yang mudah. Peralatan ini terbuat dari kaca dan biasanya cukup tipis agar ringan. Karena itu, jika digunakan dengan kurang hati-hati. Resiko pipet rusak apalagi di bagian ujungnya sangat besar. 

Berikut adalah tips untuk merawat pasteur agar tidak mengalami kerusakan. Selain itu, bisa digunakan dalam waktu yang lama. 

1. Jangan Meneteskan Cairan Terlalu Dekat dengan Media 

Ketika meneteskan cairan yang ada di dalam pipet tetes usahakan jangan terlalu dekat dengan media atau wadah yang selanjutnya. Karena ujung pipet bisa berbenturan dengan wadah atau media baru. Jika berbenturan terlalu keras. Kemudian juga sering berbenturan, maka ujung pipet bisa pecah. 

2. Segera Cuci Setelah Digunakan 

Tips yang kedua adalah segera cuci pipet tetes setelah digunakan. Jangan biarkan ada sisa-sisa zat di dalam pipet tetes. Apalagi, jika zat yang dipindahkan memiliki warna yang sangat pekat dan juga cukup kental. Jika tidak segera dibersihkan, maka zat ini bisa meninggalkan bekas pada dinding pipet tetes. 

Selain itu, pada penggunaan selanjutnya. Bisa saja cairan baru akan terkontaminasi cairan lama yang tertinggal dalam pipet tetes Karena itu, segera bersihkan pipet tetes begitu selesai digunakan. 

Informasi mengenai pipet tetes atau pasteur laboratorium berikut juga tips untuk merawatnya. Karena merupakan peralatan yang cukup vital. Kondisi dan penggunaan pipet tetes ini harus diperhatikan dan dijaga agar bisa digunakan dengan efektif.

Mas Akrom
Mas Akrom Seorang Kakak, Blogger, dan Sahabat yang Asyik untuk di Ajak Mabar.

إرسال تعليق for "Pipet Tetes atau Pasteur Laboratorium dan Tips Untuk Merawatnya"