Pipet Ukur Laboratorium: Pengertian, Fungsi dan Cara Menggunakannya
Pipet ukur Laboratorium merupakan peralatan yang penting dalam sebuah lab. Seperti pipet pada umumnya dalam lab. Pipet ukur juga memiliki fungsi untuk memindahkan satu cairan ke wadah lainnya atau untuk mencampur dengan cairan lainnya.
Namun, ternyata fungsinya tidak hanya untuk memindahkan cairan saja. Namun, ada fungsi spesifik dari pipet ini dan cara penggunaannya yang agak berbeda dari pipet biasanya. Jika ingin menggunakan peralatan laboratorium satu ini. Pastinya para peneliti harus memahami alat ini terlebih dahulu.
Pengertian Pipet Ukur Laboratorium
Seperti yang disebutkan sebelumnya, pipet ukur tidak hanya sebatas untuk memindahkan cairan saja. Alat ini memiliki bentuk silinder yang di permukaannya tertulis beberapa ukuran volume yang sesuai dengan ukurannya.
Biasanya pipet ini terbuat dari bahan gelas dan bening. Tujuannya agar memudahkan peneliti melihat cairan yang ada di dalamnya. Ukuran atau skala volume yang ada di pipet ini membuat alat ini termasuk ke dalam alat laboratorium volumetrik. Artinya, bisa mengukur satuan volume di dalamnya.
Fungsi Pipet Ukur
Sebagai pipet, fungsi dasar dari alat ini memang untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah lainnya. Namun lebih dari itu, pipet ukur membantu agar cairan yang dipindahkan memiliki volume yang lebih tepat dan akurat. Biasanya untuk melakukan pengambilan cairan dibantu dengan pipet filler.
Pipet dengan skala volume ini akan memberikan ukuran yang akurat dalam pengujian laboratorium. Akan sangat fungsional pada saat pengambilan sampel dalam bentuk cairan. Karena biasanya, ada volume tertentu dari cairan yang menjadi syarat untuk pengujian.
Dengan pipet biasa tanpa ada skala volumenya. Maka, para peneliti harus menerka-nerka sendiri volume yang diambil dengan pipet. Namun, dengan pipet ukur ini maka volume yang diambil menjadi lebih jelas.
Jenis Pipet Ukur yang Ada di Laboratorium
Pipet ukur di laboratorium biasanya tersedia dalam dua jenis. Setiap jenisnya memiliki mekanisme penggunaan yang berbeda. Berikut adalah penjelasan mengenai dua jenis pipet ukur yang ada di laboratorium ini.
1. Pipet Serologi
Jenis pipet yang pertama adalah serologi. Pipet ukur jenis satu ini biasanya untuk cairan yang bersih. Jadi, harus benar-benar dikosongkan cairan yang di dalamnya sebelum digunakan lagi. Jika tidak, akan sangat rentah kontaminasi dan reaksi.
2. Pipet Mohr
Untuk penggunaan pipet mohr tidak perlu sampai benar-benar bersih cairan yang masih di dalamnya. Para peneliti hanya perlu mengosongkan sebagian cairan sampai kalibrasi nilai terendah. Karena cairan di dalamnya tidak menjadi volume yang diinginkan.
Dua jenis pipet ukur ini biasanya ditemukan dalam laboratorium. Ada pula laboratorium yang punya salah satunya saja. Tergantung dengan kebutuhan percobaan dan penelitian yang dilakukan. \
Baca juga:
- Pipet Gondok Laboratorium: Pengertian, Fungsi dan Cara Menggunakannya
- Labu Takar Laboratorium: Pengertian, Fungsi dan Cara Menggunakannya
- Erlenmeyer Laboratorium: Pengertian, Fungsi dan Cara Menggunakannya
Harga dari Pipet Ukur
Harga Pipet ukur sangat bervariasi, biasanya dipengaruhi oleh merek yang memproduksi pipet ukur itu sendiri. Ukuran dan volume dari pipet juga sangat mempengaruhi harga pipet jenis ini. Jika volume pipet semakin besar maka harganya akan semakin mahal.
Untuk ukuran yang paling kecil yaitu 0,1 ml biasanya dibanderol dengan harga Rp50.000. Untuk volume yang paling besar biasanya berukuran 120 ml. Ukuran pipet ukur ini dibanderol dengan harga sekitar Rp120.000.
Informasi mengenai pipet ukur laboratorium sangat penting untuk diketahui para peneliti di lab. Jika para peneliti tidak memahami peralatannya. Tentu saja, tidak akan bisa bekerja dengan baik dan memanfaatkan alat dengan maksimal nantinya.
Posting Komentar untuk "Pipet Ukur Laboratorium: Pengertian, Fungsi dan Cara Menggunakannya"