Klem dan Statif Laboratorium Kimia, Pengertian, Fungsi dan Cara Menggunakannya
Klem dan statif laboratorium kimia maupun klinik boleh jadi sedikit tampak lebih rumit ketimbang alat-alat lab sederhana lainnya. Fungsi keduanya amat penting dalam membantu filtrasi, titrasi, refuks, ekstraksi, maupun destilasi. Klem dan statif berfungsi bersama-sama dan tidak bisa terpisah.
Pengertian Klem dan Statif Laboratorium
1. Klem Lab
Singkatnya, klem laboratorium adalah alat pengencang yang bisa menahan serta mengamankan objek praktikum dengan erat agar tidak bergeser maupun bergoyang. Alat ini akan memberi tekanan ke dalam terhadap objek, sehingga dapat mencegah pemisahan atau gerakan apa pun dari objek.
2. Statif Lab
Statif adalah alat laboratorium yang mendukung beragam praktikum kimia. Statif membantu menyangga klem lab setiap kali penelitian Anda lakukan. Oleh karena itu, bahan pembuatannya pun dari logam seperti besi atau baja anti karat. Bentuknya silinder kecil dan memiliki tinggi kira-kira 50 cm.
Ragam Jenis Klem Laboratorium
1. Klem Lab Holder
Ciri-ciri klem holder adalah adanya dua bagian penjepit dengan penggunaan bersamaan. Kerap kali berguna sebagai klem buret dalam titrasi. Dengan kedua sisinya, Anda bisa meletakkan dua buret hanya pada satu statif.
2. Klem Lab Jepit
Klem jepit paling sering orang-orang gunakan ketimbang jenis lainnya, karena bersifat universal. Dalam melaksanakan destilasi dan refluks, klem jepit biasa berperan dalam penjepitan alat kimia sesuai dengan fungsi umumnya untuk menjepit kondensor.
3. Klem Lab Ring
Ketika Anda akan melakukan ekstraksi menggunakan labu pisah, maka gunakan klem ring untuk menyangganya. Bentuk lingkarannya bisa Anda manfaatkan sebagai penyangga labu pisah.
Fungsi Klem dan Statif Laboratorium
1. Fungsi Klem
- Menjadi kondensor dalam proses pemanasan menggunakan pendingin balik.
- Sebagai penjepit buret saat menjalankan titrasi asam basa.
- Sebagai penjepit destilator dalam tahapan yang menentukan kadar arti air dengan prinsip kerja destilasi.
- Sebagai penjepit soxhlet saat menentukan kadar lemak.
2. Fungsi Statif
Fungsi paling dasar dan utama dari statif adalah menyangga klem. Boleh jadi memang hanya ini satu-satunya fungsinya selama Anda melaksanakan praktikum dalam laboratorium.
Cara Menggunakan Klem dan Statif
Cara penggunaan statif dan klem yang benar yaitu:
- Pastikan Anda meletakkan klem dan statif pada tempat yang rata dan datar. Bisa lantai atau meja.
- Pasangkan klem ke statif, dan sesuaikan tingginya. Anda tinggal menaikkan atau menurunkan klem sesuai yang Anda butuhkan, dengan memutar mur.
- Baru Anda pasang alat lab untuk kemudian dijepit klem. Kecilkan dulu ukuran mulut klem, lalu taruh alat lab ke tengah-tengahnya dan jepit alat tersebut.
- Jika alat-alat yang dijepit klem gampang jatuh karena longgar, Anda bisa menambahkan tisu untuk memperkuat jepitannya.
Pemakaian Klem dan Statif
Sebetulnya, klem dan statif tidak terbatas hanya untuk penggunaan dalam laboratorium. Sepasang alat ini juga berguna dalam hal lainnya, seperti:
- Menguji berbagai bahan kimia di luar lab kimia besar.
- Untuk memperbaiki kursi, memanfaatkan fungsi klem yang menjaga agar benda-benda dalam jepitannya tidak bergerak.
Harga Statif dan Klem
Klem dan statif umumnya memiliki harga yang relatif sama, yaitu:
- Klem holder, sekitar Rp70.000-an.
- Klem jepit, sekitar Rp70.000-an.
- Klem ring, sekitar Rp150.000-an.
- Statif, sekitar Rp75.000-an.
Klem dan statif laboratorium adalah satu kesatuan alat yang berfungsi sekaligus. Meski awalnya terlihat rumit karena bentuknya bukan berupa gelas, labu, atau tabung, tetapi mudah menggunakannya saat sudah paham. Beberapa praktikum bisa lebih gampang Anda lakukan dengan adanya sepasang alat ini.
Posting Komentar untuk "Klem dan Statif Laboratorium Kimia, Pengertian, Fungsi dan Cara Menggunakannya"