Pembakar Bunsen Laboratorium, Fungsi, dan Bagian-Bagiannya
Ada kalanya dalam sebuah percobaan, para peneliti butuh untuk memanaskan zat yang diteliti. Sebagai peneliti, Anda bisa menggunakan peralatan bernama pembakar bunsen laboratorium. Peralatan lab ini dikembangkan oleh Robert Bunsen di awal tahun 1852 sampai dengan 1854.
Robert Bunsen mengusulkan desain pembakar yang ideal untuk digunakan di dalam laboratorium. Dengan tenaga gas yang bisa menghasilkan panas yang ideal. Alat ini mampu menghasilkan api dan panas namun dengan zat sisa jelaga yang lebih sedikit.
Pengertian Pembakar Bunsen Laboratorium
Sesuai dengan namanya, pembakar bunsen adalah peralatan laboratorium dengan fungsi utama untuk membakar, menghasilkan api, dan juga panas. Bunsen burner umumnya menggunakan bahan bakar metana, propana, butana, dan berbagai jenis zat alam yang lainnya.
Tidak jarang, pembakar bunsen ini juga menggunakan campuran beberapa bahan bakar sekaligus. Hal ini tergantung kebutuhan pembakaran zat yang dilakukan oleh para peneliti. Namun, pastikan Anda memilih bahan bakar yang tepat.
Karena akan berbahaya untuk menggunakan bahan pembakar yang spesifik dengan bahan bakar yang lain. Karena panas dan api yang dihasilkan akan berbeda. Sesuaikan dulu zat yang akan dipanaskan dan aktivitas pemanasan yang dilakukan.
Baca juga:
- Pembakar Spirtus Laboratorium: Pengertian, Fungsi, dan Cara Menggunakannya
- Neraca Analitik Laboratoium: Pengertian, Fungsi dan Jenisnya
- Neraca Ohaus Laboratorium: Pengertian, Fungsi, dan Bagiannya
Fungsi Pembakar Bunsen
Fungsi utama dari pembakar bunsen memang untuk menghasilkan api dan panas. Namun, energi panas yang dihasilkan alat ini bukan hanya sekedar untuk memanaskan zat saja. Pembakar bunsen memang banyak dimanfaatkan untuk proses pemanasan dan pembakaran.
Namun, di sisi lain pembakaran bunsen juga bisa digunakan untuk melakukan sterilisasi di laboratorium. Seperti sterilisasi alat yang ingin digunakan atau mungkin zat padat yang akan digunakan sebagai bahan uji coba. Anda tinggal menyesuaikan panas yang dibutuhkan untuk kebutuhan tertentu.
Caranya dengan memilih bahan bakar yang tepat untuk menghasilkan panas yang diinginkan. Desain yang ergonomis membuat alat ini sangat mudah digunakan di ruang laboratorium.
Bagian Pembakar Bunsen
Desain pembakar bunsen dibuat agar mudah digunakan di laboratorium. Ukurannya kecil, mudah ditegakkan, dinyalakan, dan dimatikan kembali. Untuk mendukung fungs ini bagian-bagian dari pembakar bunsen harus bekerja dengan selaras dan optimal.
Berikut adalah berbagai bagian dari pembakar bunsen serta fungsi dari bagian tersebut. Para peneliti, termasuk Anda mungkin kurang mengetahui mengenai hal ini.
1. Selang atau Rubber Tubbing
Selang atau yang disebut juga sebagai rubber tubbing merupakan bagian yang memiliki fungsi mengalirkan gas. Jadi, gas dialirkan dari tabung utama ke arah bunsen.
2. Gas Inlet dan Gas Tap
Bagian ini berfungsi sebagai tempat gas agar bisa lebih mudah masuk ke dalam bunsen. Sedangkan, gas tap berfungsi untuk mengontrol aliran gas utama ke arah bunsen tersebut.
3. Base
Base adalah bagian dasar dari bunsen bisa disebut juga sebagai tatakan bunsen. Karena berperan untuk mendukung bunsen. Base biasanya terbuat dari logam yang bersifat tahan api.
4. Air Hole
Air hole atau disebut lubang udara bunsen ini memiliki fungsi yang penting, yaitu sebagai pengatur masuk dan keluarnya udara dari dalam bunsen. Karena udara merupakan salah satu faktor yang mendukung nyala api dalam bunsen.
5. Coral
Coral merupakan bagian pengontrol udara yang masuk ke dalam bunsen. Jadi, para pengguna bisa mengatur banyaknya oksigen yang masuk ke dalam air hole.
Anda kini sudah mengetahui pembakar bunsen laboratorium berikut juga tips untuk merawatnya. Karena merupakan peralatan yang cukup vital. Kondisi dan penggunaan pipet tetes ini harus diperhatikan dan dijaga agar bisa digunakan dengan efektif.
إرسال تعليق for "Pembakar Bunsen Laboratorium, Fungsi, dan Bagian-Bagiannya"