Tasydid Adalah? Ketahui Cara Baca, Pembagian dan Fungsinya
Mungkin ada sebagian dari seorang muslim yang belum paham mengenai tasydid. Secara garis besarnya hukum bacaan tasydid adalah panjang dua harakat atau satu alif saat seseorang membacanya.
Sebab pada zaman kenabian dulu, Al-Quran belum tertulis secara lengkap beserta dengan harokatnya. Hanya ada huruf hijaiyah tanpa adanya titik, dan kemudian barulah tanda baca termasuk tasydid ini ada setelah masa kenabian.
Pengertian Tasydid
Singkatnya tasydid merupakan bacaan harakat yang berbentuk huruf ‘wi yang berada dalam huruf hijaiyah. Biasanya harakat tasydid akan melambangkan penekanan pada konsonan ketika kamu membacanya.
Hal itulah yang membuat tasydid seseorang baca secara ganda. Kutipan sumber lain pun menjelaskan jika bacaan ganda yang dimaksud yaitu dengan membaca satu alif atau dua harakat.
Akan tetapi, bis ajuga kamu baca dengan cara lebih panjang lagi seperti pada kasus tajwid Hukum Ghunnah Musyaddadah dan Hukum Qolqolah Kubro yang lebih tebal atau panjang lagi.
Sementara itu, Wikipedia menjelaskan bahwa huruf tasydid adalah harakat yang bentuknya ‘W’ dengan kata lain seperti kepala dari huruf sin (س) yang letaknya ada pada atas huruf hijaiyah.
Pembagian Tasydid
Pembagian tasydid adalah 2 bagian yaitu tasydid hukum dan tasydid ashli. Kedua halnya mempunyai hukum bacaannya sendiri-sendiri. Oleh sebab itu, kamu harus menyimaknya dengan baik agar mudah kamu mengerti.
Berikut pemaparan jelasnya mengenai pembagian tasydid:
1. Tasydid Hukum
Pembagian jenis tasydid pertama yaitu tasydid hukum. Tasydid ini merupakan tasydid yang terjadi adanya sebab suatu hukum pertemuan atau peleburan huruf hijaiyah satu dengan huruf hijaiyah lain di tengah ayat Al-Quran atau ketika washal.
Hal ini seperti tampak pada penerapan hukum-hukum Idgham, termasuk dalam semua Idgham seperti:
- Idgham Bighunnah
- Idgham Bilaghunnah
- Idgham Mutajanisain
- Idgham Mutaqaribain
- Idgham Mitslain
- Idgham Mutamatsilain
Pada Al-Quran tasydid hukum ini bisa saja terjadi dalam satu kata atau kalimat, atau bisa juga dalam satu kata atau kalimat yang terpisah.
Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa penulisan tasydid hukumnya sering kali dianggap sebagai simbol yang tidak harus ada pada Al-Quran. Bukan dalam artian jelek, akan tetapi lebih ke pemahaman yang sudah mendalam.
Bahkan beberapa Al-Quran tidak menuliskan simbol tasydid hukum, karena sudah mengerti bacaan yang benar. Namun, untuk Al-Quran Indonesia mempunyai standar tersendiri dan tasydid hukum tertulis jelas.
2. Tasydid Ashli
Berikutnya ada tasydid ashli. Tasydid ashli merupakan tasydid yang ada karena telah sesuai dengan asalnya. Dengan kata lain, bukan disebabkan oleh hukum peleburan atau pertemuan dari huruf hijaiyah.
Dan keberadaan tasydidnya ada dalam satu kata atau kalimat. Berbeda dengan tasydid hukum yang boleh tidak ada dalam Al-Quran, akan tetapi untuk tasydid ashli harus ada dalam Al-Quran.
Karena bila tasydid ashli tidak tertulis dalam Al-Quran, maka bisa menjadi kekeliruan yang sangat fatal ketika seseorang membaca Al-Quran. Bahkan artinya pun bisa berbeda dari arti sesungguhnya.
Tasydid ashli juga bisa kamu artikan sebagai dua huruf hijaiyah yang sama makhraj dan sifatnya, tentu terdapat dalam satu kalimat. Sekaligus bisa juga ditulis sebagai satu huruf yang bertasydid.
Asal usulnya pun dari satu huruf yang berharakat sukun dan satunya huruf hijaiyah yang memiliki baris atau harakat. Oleh sebab itu, jangan sampai tasydid ashi tidak ada dalam penulisan Al-Quran.
Baca juga:
Harakat Tasydid Berdasarkan Posisinya
Pembagian posisi dari harakat tasydid adalah terbagi menjadi dua macam. Pertama, washal atau berada pada tengah bacaan. Ketika harakat tasydid berada pada tengah sebagai bentuk representasi dari dua huruf yang sama.
Dengan begitu, huruf pertamanya akan kamu baca sukun dan huruf keduanya akan kamu baca huruf hidup. Berikut beberapa contoh bacaan tasydid dari pembagian posisi harakat tasydid yaitu:
تَبَّتْ, huruf ba’ pada bacaan tersebut menyandang tasydid, jika penjelasan lebih detail maka penulisan tasydid yakni تَبْبَتْ.
Sementara, untuk yang kedua harakat tasydid berdasarkan posisi yaitu pada ujung. Maka huruf tasydidnya akan menjadi waqaf alias bisa kamu baca sukun. Berikut contoh dari posisi ujung tasydid:
وَتَبّ, kata ini jika dapat penjabaran yang dengan tasydid maka menjadi وَتَبْبْ.
Cara Baca Tasydid yang Benar
Setelah kamu mengetahui pengertian tasydid, macam harakat tasydid berdasarkan berdasarkan posisinya, dan juga pembagian tasydid itu sendiri. Kini kamu akan belajar mengenai bagaimana cara membaca tasydid yang benar.
Berdasarkan dari hukum bacaan Al-Quran, cara membaca tasydid yaitu dengan ghunnah atau dengung dan tanpa ghunnah atau memanjangkan bacaan hingga dua harakat.
Berikut penjelasan lengkapnya mengenai hal tersebut:
1. Ghunnah (Dengung)
Pertama, tasydid dibaca dengan ghunnah atau dengung. Tasydid kamu baca dengung ketika tasydid berada di atas huruf nun dan mim.
Artinya, jika huruf nun dan mim mempunyai tasydid maka kamu baca dengung dan panjang 2 harakat. Inilah contoh beberapa bacaan tasydid yang mendengung dan panjang dua harakat:
- كُنَّ, kamu baca Kunna
- وَمِمَّا, kamu baca Wamimma
2. Tanpa Gunnah (Tanpa Dengung)
Kedua, pembacaan tasydid adalah tanpa ghunnah atau tanpa dengung. Tanpa gunnah akan kamu baca saat tanda tasydid tersebut ada di atas huruf selain mim dan nun. Cara membacanya tidak dengung tapi panjang 2 harakat.
Berikut beberapa contoh dari bacaan tasydid:
- لشَّدِيد , kamu baca Assaydiid
- الصَّلٰوةَ, kamu baca Assholaa
Dari kedua penjelasan tersebut, maka dapat kita simpulkan jika cara membaca tasydid adalah dengan cara memberikan penekanan dan penahanan sepanjang 2 harakat. Serta kamu baca dengung jika tasydid tersebut ada huruf mim dan nunnya.
Sedangkan, jika tidak ada huruf ini maka bisa kamu baca tanpa dengan tapi tetap 1 harakat. Ada juga tasydid yang harus kamu baca washal jika letaknya pada tengah, dan kamu baca waqaf jika letaknya pada akhir kata atau kalimat.
Fungsi Adanya Harakat Tasydid
Secara garis besarnya huruf hijaiyah merupakan huruf abjad murni yang terdiri dari konsonan saja. Arab sendiri tidak menggunakan harakat dalam penulisan sehari-harinya.
Hal tersebut karena umumnya penutur arab sudah paham dan mengerti akan tulisan yang sedang mereka baca. Akan tetapi, harakat juga perlu ada sebagai bentuk penekanan dari suatu kata terutama pada kata-kata yang kurang umum.
Tujuannya agar terhindar dari kesalahan pembacaan Al-Quran. Harakat juga bisa kamu pakai untuk mempermudah cara membaca huruf hijaiyah, karena kita merupakan orang awam mengenai kitab suci tersebut.
Salah satunya fungsi harakat tasydid sebagai lambang penekanan pada suatu konsonan yang dituliskan dengan simbol konsonan ganda.
Dengan begitu, kamu akan mengerti dan memahami jika membaca tasydid ganda, dengung dan tanpa dengung.
Itulah penjelasan mengenai tasydid adalah harakat dengan bentuk seperti huruf “W” yang letaknya di atas huruf hijaiyah. Selain pengertiannya, kamu juga belajar mengenai cara baca yang benar, macam jenisnya, dan lain sebagainya.
Posting Komentar untuk "Tasydid Adalah? Ketahui Cara Baca, Pembagian dan Fungsinya"